Rembuk Stunting 2020 resmi di gelar, ini pesan Bupati Bahrain

Halsel |TeropongMalut.com – kegiatan rembuk (aksi percepatan penurunan) Stunting di Kabupaten Halmahera Selatan (halsel) tahun 2020. pagi tadi resmi di gelar di Aula canga matau taman budaya saruma, Rabu, 24 juni 2020

Kegiatan yang dibuka langsung Bupati Bahrain Kasuba ini merupakan kegiatan rutin tiap tahunnya sehubungan dengan pembinaan dan pengawasan kinerja kabupaten/kota. dalam meningkatkan keterpaduan intervensi gizi dalam rangka percepatan penurunan Stunting yang merupakan salah satu prioritas nasional serta penetapan kabupaten halsel dalam 100 kabupaten/kota prioritas penanganan Stunting secara nasional.

Hadir membuka acara, Bupati Bahrain di dampingi istri Hj. Nurlaila Muhammad. yang juga sebagai ketua tim penanggulangan Stunting kabupaten Halsel.

Dalam sambutannya, Bahrain menyampaikan kegiatan Stunting merupakan kegiatan strategi dan sangat penting meski di tengah pandemi Covid-19 ini Pihaknya tidak sedikitpun mengabaikan tentang penanganan Stunting Karena hal ini sangat menggangu stabilitas kehidupan masyarakat.

“Di daerah ini kurang lebih terdapat 49 lokus yang harus kita cegah bersama-sama untuk itu kita semua perlu berkomitmen serius dalam penanganan” sambut Bupati Bahrain sekaligus membuka acara Rembuk Stunting 2020.

Selanjutnya Bahrain bersama istri melakukan penanda tanganan komitmen percepatan penanganan Stunting yang di ikuti dengan seluruh undangan SKPD yang hadir.

Sementara itu, kepala dinas kesehatan halsel, Hj. Husna Muhammad. Saat membawakan paparan materi Mengatakan, dalam menangani Stunting ada delapan aksi. dimana aksi pertama yakni mengidentifikasi sebaran Stunting kemudian yang kedua melakukan perencanaan dan yang ketiga adalah rembuk Stunting.

Sementara untuk ke empat, perihal peraturan bupati tentang peran desa. Kelima, pembinaan terhadap KPM. Ke enam, sistem manajemen data. Ke tujuh, pengukuran dan publikasi Stunting. Dan yang ke delapan, reviu kinerja tahunan.

Diketahui, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

“Stunting ini terlambat dikenali karena dia gangguan gizi kronis dan biasanya dapat dilihat setelah usia 2 tahun” kata Husna, saat menyampaikan materi Stunting. (Nawir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *