7 JENIS JAMUR LIAR YANG DIMANFAATKAN OLEH MASYARAKAT DI KECAMATAN TIDORE UTARA

Oleh : Dr. Arini Zahrotun Nasichah, M.Pd, (Penulis adalah Dosen Prodi Biologi Unkhair & peneliti Jamur)

Keanekaragaman jamur menempati urutan ke 2 setelah serangga, dengan jumlah spesies jamur yang telah di temukan sebanyak 69.000 dari perkiraan 1.500.000 spesies jamur di dunia (Wahyudi, 2012). Kelompok jamur yang menarik untuk dilihat diversitas dan potensinya adalah jamur makroskopis (jamur besar). Jamur makroskopis sebagian besar merupakan anggota dari divisi Basidiomycota dan Ascomycota (Hibbet et al., 2007). Jamur makroskopis tumbuh pada batang kayu lapuk, permukaan tanah atau serasah.

Di berbagai belahan dunia, banyak jamur liar yang berperan sangat penting dalam kehidupan manusia di pedesaan (Sarma et al., 2010; Cai et al., 2011). Jamur kaya akan nilai nutrisi, baik protein, vitamin mineral, serat, elemen dasar, rendah kalori dan tidak mengandung kolestrol. Selain itu banyak jamur yang digunakan sebagai bahan untuk pengobatan tradisional sejak beratus-ratus tahun yang lalu.

Pemahaman dan pengetahuan masyarakat asli di daerah tentang pemanfaatan jamur makroskopis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari telah berlangsung sejak lama. Eksploitasi sumber daya alam, intervensi teknologi, tekanan ekonomi, pertumbuhan penduduk, keterbatasan lahan garapan merupakan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran pola hidup masyarakat pedalaman yang pada akhirnya menggeser pengetahuan asli suku- suku bangsa di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan pengungkapan pemanfaatan jamur makroskopis dan pengetahuan tradisional masyarakat lokal.

Jamur makroskopis liar (jamur besar) oleh masyarakat Tidore disebut keho. Hasil wawancara dari 60 informan yang merupakan masyarakat di Kec Tidore Utara, terdapat 7 jenis jamur makroskopis yang diketahui dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jenis Auricularia auricular (keho ngau), Polyporus sp, Schizophyllum commune (keho dlole), Lentinus sajur-caju (keho tautu), Panus sp (keho dotu), Daldinia concentrica (keho cokamgate) dan Favolus sp. (keho delo).

Dari ketujuh jenis tersebut enam diantaranya adalah jamur yang dikonsumsi sebagai lauk atau sayur, kecuali keho cokamgate digunakan sebagai obat. Dan diantara jenis jamur yang dikonsumsi, keho dlole dan keho tautu adalah jenis jamur yang paling sering dikonsumsi karena rasanya lebih enak dari jamur jenis lain dan mudah didapat dihutan atau kebun terutama pada musim penghujan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *