HALTENG, Teropongmalut.com – Dalam sebuah peristiwa yang membingungkan, dan menjadi pertanyaan mengenai siapa yang sebenarnya menduduki posisi puncak Bukit Loiteglas di Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah hingga kini masih menjadi teka-teki besar. Seperti kotak Pandora dalam mitologi Yunani kuno, kunci jawaban terletak pada sang empunya yang merahasiakan informasi tersebut.
Masyarakat hanya bisa berspekulasi dan menebak-nebak tanpa kepastian yang jelas. Sebuah pertarungan politik yang sengit terjadi, namun hasilnya masih samar. Asumsi, perkiraan, dugaan, ramalan, analisis, dan prediksi dilontarkan dalam wadah demokrasi, namun perhelatan ini tampaknya lebih menimbulkan kebingungan dari pada memberikan kejelasan.
Dalam kerumunan politik yang semakin membingungkan, marwah fagogoru terancam tercederai tanpa disadari oleh para pelaku politik yang seharusnya memiliki niat dan tujuan yang sama, yaitu membangun daerah dan masyarakat ke depan dengan penuh kecerdasan dan kecerahan serta kesejahteraan.
Pesta musiman menjadi panggung utama di mana selera politik muncul ke permukaan. Pertanyaan siapa yang mendukung siapa menjadi pusat perhatian, sementara regenerasi masyarakat negeri Fagogoru di Halmahera Tengah menantikan hadiah apa yang akan mereka terima setelah perhelatan ini berakhir.
Dogma dan doktrin politik menjadi budaya yang diberikan setiap kali pesta musiman tiba, meninggalkan pertanyaan tentang arah dan nilai yang ingin dikejar oleh negeri ini. (Odhe)
