HALTENG, Teropongmalut.com – Penyerahan bantuan kepada warga terdampak banjir di Desa Woekob, Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, pada Minggu (28/7/2024) oleh Ketua TP-PKK Provinsi Maluku Utara, menuai kritik.
Bantuan berupa sembako ini dinilai terlambat, dan alasan Ketua TP-PKK tengah menghadiri Hari Anak Nasional di Papua dianggap tidak relevan dengan kondisi darurat bencana.
Banjir yang melanda Desa Lukulamo, Woekob, Woejerana dan Kulo Jaya Kecamatan Weda Tengah Kabupaten Halmahera Tengah beberapa pekan lalu, menyebabkan kerugian materiil dan kesulitan hidup bagi warga. “Bantuan ini seharusnya sudah diberikan lebih cepat, bukan malah terlambat karena alasan menghadiri acara di Papua,” ujar warga Desa Woekob.
“Saat warga di sini berjuang melawan banjir dan kehilangan harta benda, Ibu Ketua malah sibuk di Papua. Ini menunjukkan kurangnya kepedulian dan prioritas terhadap bencana di daerah sendiri,” tambah warga lainnya.
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis kepada Ketua TP-PKK Kabupaten Halteng, Ny Rallia Ikram M. Sangadji, dan ibu Ketua DWP, serta ibu Ketua PKK Desa Woekob.
Ketua TP-PKK Provinsi Maluku Utara dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan bantuan. “Saya bersama rombongan mohon maaf karena bantuan ini baru bisa didistribusikan sekarang. Saat banjir melanda, saya sedang menghadiri kegiatan Hari Anak Nasional di Papua,” ujarnya.
Ketua TP-PKK Kabupaten Halmahera Tengah, Ny. Rallia Ikram M Sangadji, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada rombongan Ketua TP-PKK Provinsi Maluku Utara atas bantuan yang diberikan. “Alhamdulillah, Ibu Ketua dan rombongannya, atas bantuannya. Insya Allah bantuan yang diberikan bermanfaat bagi keluarga kita yang terdampak banjir. Aamiin ya rabbal alamin,” ungkapnya.
Kritik Terhadap Prioritas
Kritik yang dilayangkan kepada Ketua TP-PKK Provinsi Maluku Utara menyoroti prioritas penanganan bencana. Warga menilai bahwa alasan menghadiri Hari Anak Nasional di Papua tidak sebanding dengan kebutuhan mendesak warga terdampak banjir.
Peristiwa ini memunculkan pertanyaan tentang kesiapsiagaan dan responsibilitas lembaga terkait dalam menghadapi bencana alam. Diharapkan, ke depannya, penanganan bencana di Maluku Utara dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat, serta mempertimbangkan kebutuhan mendesak masyarakat yang terdampak. (Odhe)