HALTENG, Teropongmalut.com – Di era digital yang serba cepat, media sosial telah menjadi medan pertempuran baru bagi para pemimpin. Seolah tergoda oleh peluang dan kesempatan yang ditawarkan dunia maya, mereka kerap melupakan batasan dan terjebak dalam ego kekuasaan.
Narasi “Damai Halmahera Tengah ku” yang seringkali terlontar dari bibir para pemimpin justru berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Keangkuhan dan kesombongan mereka yang terpancar di media sosial justru memicu perpecahan dan ketidakharmonisan.
“Kita harus sadar bahwa kekuatan sesungguhnya bukan terletak pada popularitas media sosial, tapi pada integritas dan kepedulian terhadap rakyat,” ujar Buya Al dalam pesan singkatnya.
Buya Al menambahkan bahwa pemimpin yang bijak akan selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Mereka akan memanfaatkannya sebagai wadah untuk membangun dialog dan komunikasi yang sehat, bukan untuk memamerkan diri atau memuaskan ego.
“Halmahera Tengah membutuhkan pemimpin yang rendah hati, bukan yang angkuh dan haus kekuasaan,” tegasnya. (Odhe)