SOFIFI, TM.com – Aktivitas vulkanik Gunung Gamalama di Maluku Utara mengalami peningkatan signifikan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mencatat lonjakan gempa vulkanik sejak 29 Januari hingga 4 Februari 2025, menandakan adanya peningkatan tekanan magmatik di dalam tubuh gunung.
Fakta Penting:
Lonjakan Gempa Vulkanik Dalam – Sejak 29 Januari 2025, tercatat 36 kali gempa vulkanik dalam, dengan puncaknya pada 1 Februari, yakni 10 kali gempa beramplitudo 6–26 mm.
Ragam Aktivitas Seismik – Selain gempa vulkanik, juga terekam 3 kali gempa hembusan, 3 kali gempa tornillo, 15 kali gempa tektonik lokal, dan 58 kali gempa tektonik jauh.
Peningkatan Aktivitas Permukaan – Asap kawah putih tipis hingga tebal terpantau mencapai ketinggian 100 meter dengan arah angin bervariasi ke utara, timur laut, tenggara, selatan, dan barat laut.
Berdasarkan data tersebut, PVMBG menetapkan Gunung Gamalama pada Level II (Waspada). Potensi bahaya utama yang mengancam saat ini adalah erupsi freatik dengan lontaran material dari kawah utama dalam radius 1,5 km. Hujan abu tipis juga berpeluang terjadi, tergantung arah dan kecepatan angin.
Langkah Antisipasi:
BPBD Provinsi Maluku Utara menegaskan langkah-langkah yang harus dilakukan:
BPBD Kota Ternate segera meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait, memantau kondisi lapangan, serta memastikan kesiapan rambu dan jalur evakuasi.
Masyarakat dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 1,5 km dari puncak.
Warga di sekitar sungai berhulu di Gunung Gamalama diimbau mewaspadai potensi lahar saat hujan lebat.
Pastikan hanya mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang dan hindari berita hoaks.
Pemerintah daerah mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi potensi bencana akibat peningkatan aktivitas Gunung Gamalama. (ODHE)
