Ternate, TeropongMalut — 30 September 2024. Sejumlah petani cengkeh di Kota Ternate mengeluhkan ketidakstabilan harga cengkeh yang terus berfluktuasi dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini mempengaruhi pendapatan para petani yang mengandalkan hasil panen cengkeh sebagai sumber utama penghidupan mereka.
Salah satu pembeli cengkeh dari Toko Harapan Karya yang berlokasi di Kecamatan Ternate Tengah, Kelurahan Gamalama, Kho China, menyatakan bahwa harga cengkeh saat ini bergantung pada permintaan pasar. “Harga cengkeh tidak stabil, semuanya tergantung pada permintaan pasar,” ujarnya ketika ditemui media pada Senin (30/09/2024) dini hari.
Menurut salah satu karyawan Toko Harapan Karya, harga cengkeh saat ini berada di kisaran Rp 91 ribu per kilogram. “Dua minggu lalu, harganya masih Rp 92 ribu per kilogram, jadi kenaikannya tidak signifikan,” katanya.
Sementara itu, Nona, seorang penjual cengkeh dari Kelurahan Afe Taduma, mengungkapkan bahwa harga cengkeh terus mengalami penurunan sejak beberapa minggu terakhir. “Saya sudah beberapa kali menjual cengkeh di sini, harganya mulai dari Rp 93 ribu turun sampai Rp 91 ribu. Akhir-akhir ini harga sangat tidak stabil,” ungkapnya.
Nona juga menyatakan bahwa ia dan para petani lain berharap harga cengkeh dapat segera naik dan stabil seiring dengan berakhirnya musim panen. “Kami memperkirakan harga cengkeh akan naik dan stabil, apalagi musim cengkeh sudah hampir habis, tetapi kenyataannya harga malah semakin turun,” harapnya.
Para petani cengkeh berharap pemerintah dan para pengusaha dapat turut andil dalam menstabilkan harga cengkeh agar tidak terus berfluktuasi. “Harapan kami, harga cengkeh bisa lebih stabil dan sesuai dengan ekspektasi, jangan terus naik-turun seperti ini,” tutupnya.
Ketidakpastian harga ini menjadi perhatian serius bagi petani, yang berharap adanya langkah nyata dari pihak terkait agar stabilitas harga cengkeh dapat tercapai, memberikan kepastian ekonomi yang lebih baik bagi mereka. (Agis)