HALTENG, Teropongmalut.com – Kejadian entitas tinggi turun hujan kembali menggenangi pemukiman penduduk di desa Lukulamo, Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, mengguncang hati warga setempat.
Genangan air hujan yang meluap dari kali Lukulamo bukanlah peristiwa baru, namun kali ini menjadi sorotan karena dinilai sebagai hasil dari kebijakan investasi tambang nikel dan batu bara di Lelilef. Warga mulai merasa geram dan kesal, menyalahkan Pemda Halteng yang dianggap lebih memilih sibuk dengan politik dari pada kemaslahatan umat manusia di wilayah ini.
Seorang warga menyampaikan kekecewaannya, “Pemerintah daerah seharusnya telah mencari solusi sejak lama agar tidak terkesan reaktif. Sekarang pemukiman bukan lagi tempat tinggal, melainkan seperti lautan. Semua kebutuhan warga tergenang air, kendaraan tak bisa melintas, dan aktivitas sehari-hari terhenti.”
Warga menyoroti bahwa genangan air ini merupakan “hadiah” dari investor asing yang merusak hutan wilayah tersebut. Mereka berharap pemerintah memberikan perhatian penuh dan mengambil tindakan preventif agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Dalam situasi yang memprihatinkan ini, warga teringat pesan bijak kakek mereka bahwa dampak dari pembongkaran hutan akibat investasi tambang akan menjadi “hadiah” bagi mereka yang tinggal di sekitar wilayah tambang. Semoga peristiwa ini menjadi momentum untuk mengubah kebijakan investasi yang merugikan lingkungan dan masyarakat ini. (Odhe)