Joget 3 Jari di Jalan Raya, Warga Baka Jaya Viral di Medsos

HALTENG, TM.com – Sebuah video yang diunggah oleh Yanto Sahruddin 19 jam yang lalu telah menghebohkan dunia maya. Video tersebut menampilkan seorang pria berkaos merah dan topi rimba putih tengah menari di jalan raya Desa Baka Jaya, Kecamatan Patani. Yang membuat video ini viral adalah gerakan tariannya yang khas: pria tersebut mengangkat tiga jari ke udara, sebuah simbol dukungan terhadap Paslon IMS-ADIL pada Pilkada Halmahera Tengah 2024.

Video ini telah ditonton sebanyak 1.421 kali dan mendapat 37 komentar. Warga Desa Baka Jaya yang menjadi aktor utama dalam video ini pun menjadi sorotan. Aksi jogetnya yang penuh semangat dan ekspresif telah menarik perhatian banyak orang, baik yang mendukung maupun yang tidak mendukung Paslon IMS-ADIL.

Aksi joget ini dinilai sebagai bentuk dukungan yang unik dan menarik. Beberapa warganet memberikan komentar positif, memuji semangat dan keberanian pria tersebut dalam menunjukkan dukungannya.  Namun, tidak sedikit pula yang memberikan komentar negatif, menganggap aksi joget ini berlebihan dan mengganggu ketertiban umum.

Video ini menjadi bukti nyata bahwa Pilkada Halmahera Tengah 2024 telah memantik antusiasme masyarakat. Aksi joget warga Desa Baka Jaya ini menjadi bahan perbincangan hangat di dunia maya, dan menunjukkan bahwa Pilkada ini telah menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang.

Kejadian ini menjadi sorotan karena menunjukkan bagaimana media sosial dapat menjadi platform untuk mengekspresikan dukungan politik. Aksi joget ini juga dapat diartikan sebagai bentuk kampanye kreatif yang memanfaatkan viralitas media sosial untuk menarik perhatian publik.

Namun, di balik viralitasnya, video ini juga menimbulkan pertanyaan tentang etika dan norma dalam berpolitik. Apakah aksi joget di jalan raya ini merupakan bentuk kampanye yang positif dan etis? Atau justru tindakan yang mengganggu ketertiban umum?

Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dikaji lebih lanjut, mengingat Pilkada Halmahera Tengah 2024 masih akan berlangsung beberapa bulan ke depan. Aksi joget ini menjadi salah satu contoh bagaimana kampanye politik di era digital dapat menjadi lebih kreatif dan menarik perhatian, namun juga perlu diiringi dengan kesadaran akan etika dan norma yang berlaku. (Odhe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *