MOROTAI, Teropongmalut.com – Kementerian Agama (Kemenag) dan Pemerintah Daerah (Pemda) Morotai disorot karena kurangnya pelayanan terhadap Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL-IKHLAS di Desa Sopi, Kecamatan Morotai Jaya, Kabupaten Pulau Morotai.
Dengan jumlah siswa yang tidak mencapai 100 orang, bahkan kelas 1 hanya diisi oleh 2 siswa, kondisi ini menunjukkan ketidakpedulian yang mengkhawatirkan terhadap pendidikan di daerah tersebut. Meskipun MTs AL-IKHLAS telah berdiri selama kurang lebih 7 tahun, pembangunan dan fasilitas pendidikan masih dinilai terbengkalai.
Keunikan MTs AL-IKHLAS Sopi terletak pada jumlah siswa yang tidak mencapai 100 orang, dengan total 56 siswa yang menempuh pendidikan di sekolah tersebut. Masyarakat menilai bahwa kondisi di sekolah tersebut jauh tertinggal dibandingkan sekolah lain di Kecamatan Morotai Jaya yang memiliki jumlah siswa di atas 100 orang.
Meskipun jumlah siswa yang sedikit, MTs AL-IKHLAS Sopi tidak akan digabungkan dengan sekolah lain saat ujian sekolah dan ujian nasional. Namun, pada beberapa tahun sebelumnya, MTs AL-IKHLAS Sopi pernah digabungkan dengan sekolah lain dengan menempuh jarak antar sekolah hingga 30 hingga 50 kilo meter.
Proses pembentukan daya saing siswa menjadi sulit akibat jumlah siswa yang minim. Para guru menegaskan bahwa jiwa kompetisi di antara siswa tidak berkembang dengan baik karena jumlah siswa yang sedikit.
Meskipun terdapat 11 guru yang mengajar di MTs AL-IKHLAS Sopi, dengan kualifikasi S1 dan merupakan warga asli Desa Sopi, tuntutan perubahan dalam pembangunan dan fasilitas pendidikan di sekolah tersebut semakin mendesak.
Masyarakat Desa Sopi menuntut agar guru-guru diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) untuk meningkatkan standar pendidikan di MTs AL-IKHLAS Sopi. (Zai/TS)