Konsep Pertarungan Gagasan Terbengkalai: Kepemimpinan Daerah Terjebak dalam Paradoks Subjektif

HALTENG, Teropongmalut.com – Dinamika politik di daerah seharusnya menjadi arena pertarungan gagasan yang konstruktif dan berjangka. Namun, realitas menunjukkan bahwa konstruksi pemikiran yang menitikberatkan pada persoalan subjektif justru menghambat kemajuan daerah.

Konsep pertarungan gagasan, yang seharusnya menjadi landasan bagi kepemimpinan yang visioner, malah terjebak dalam ambiguitas dan paradoks. Hal ini terlihat dari program-program yang terputus-putus dan tidak berkesinambungan.

“Bukan daerahnya yang bermasalah, tapi cara memimpin daerahnya yang sarat permasalahan,” ujar,” Ani Nur dalam sebuah status medsos. “Kita membutuhkan pemimpin yang tepat untuk menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah baru.”

Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada solusi dan berlandaskan pada gagasan yang teruji dan terarah. Ke depan, diperlukan upaya untuk membangun budaya politik yang lebih rasional dan objektif. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:

Meningkatkan kualitas pendidikan politik masyarakat, Memperkuat peran media massa dalam mengawal proses politik. Membangun sistem rekrutmen pemimpin yang lebih transparan dan akuntabel. Dengan demikian, konsep pertarungan gagasan dapat diwujudkan secara nyata dan menjadi pendorong kemajuan daerah,” ucapnya. (Odhe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *