Ternate, teropongmalut.com – Korem 152/Babullah menggelar simulasi penanganan konflik komunal yang terjadi antar pendukung kandidat pemilu 2019 dengan menerjunkan 1.200 personel di wilayah Kota Ternate dan hal tersebut juga dilaksanakan di seluruh Kabupaten Kota Se-Maluku Utara dengan total kekuatan sebanyak 5.000 personel.
Danrem 152/Bbl, Kolonel Endro Satoto mengatakan kepada awak media bahwa dalam simulasi tersebut di ceritakan bahwa adanya ketidak puasan terhadap hasil pemilihan umum di Provinsi Maluku Utara sehingga menimbulkan gejolak di masyarakat simpatisan kandidat.
” kegiatan diawali dengan aksi unjuk rasa dari kubu pihak yang kalah dengan membawa isu kecurangan di kantor Bawaslu kemudian setelah tidak ditanggapi masa dengan kekuatan ribuan orang tersebut melakukan aksi di Kantor Walikota Ternate sedangkan kubu yang menang juga melakukan aksi di Kantor KPU Maluku Utara guna mendesak segera dilaksanakan penetapan hasil pemilihan umum oleh KPU, kemudian dilanjutkan dengan melakukan orasi kemenangan di lapangan Salero,” paparnya.
Danrem menjelaskan bahwa Atas kejadian tersebut kubu masa yang kalah merasa tidak terima dan menuju lapangan Salero guna menghentikan kegiatan dari kubu seberang sehingga potensi konflik tidak dapat dielakkan.
“Atas permintaan Gubernur Maluku Utara kepada Pangdam XVI/Pattimura dengan persetujuan Presiden maka Pangdam memerintahkan saya sebagai Danrem 152/Babullah untuk melaksanakan pengerahan kekuatan guna meredam konflik komunal yang terjadi di Maluku Utara,” jelas Kolonel Endro.
Danrem menerangkan bahwa dirinya kemudian memerintahkan Dandim 1501/Ternate, Dandim 1505/Tidore, Dandim 1508/Tobelo, Dandim 1509/Labuha dan Dandim 1510/Sanana untuk menggelar dan mengerahkan kekuatan guna meredam konflik yang ada.
“Untuk di Ternate sendiri konflik antar kedua kubu tidak dapat dielakkan lagi hingga jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka, sehingga tim PHH TNI segera diterjunkan dan melerai dan mengurai masa hingga melakukan penyekatan baik di dalam wilayah Ternate maupun mengantisipasi adanya pengerahan masa dari luar pulau.
Selain itu TNI bersama Forkopimda Malut segera melakukan rekonsiliasi guna mempertemukan dan mendamaikan kedua kubu yang bertikai sehingga mereka bersepakat untuk berdamai,” terangnya.
Danrem menambahkan bahwa kegiatan latihan pengamanan Pemilu ini dilaksanakan di seluruh satuan TNI se-Indonesia begitu juga di Maluku Utara latihan pengamanan (latpam) pemilu juga dilaksanakan di seluruh Kabupaten Kota Se-Malut, seperti halnya di Ternate ini dimana kita simulasikan penanganan konflik komunal.
” Kegiatan latihan ini sangat penting mengingat tahun 2019 ini kita menghadapi pesta demokrasi pemilihan Legislatif dan Presiden, hal ini sesuai yang diamatkan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang TNI dalam point perbantuan kekuatan TNI kepada Polri yang tentusaja sesuai dengan mekanisme prosedural yang berlaku. Kegiatan latihan sendiri telah berlangsung sejak tanggal 30 Januari s.d 07 Februari 2019,” tutup Endro. (ASM/ Penrem 152)