Berita  

Loyalitas Partai vs Ketertarikan Figur, Dilema Kader di Pilkada Morotai 2024

Jakarta, TeropongMalut – Pilkada 2024 di Indonesia kembali menyuguhkan fenomena menarik, di mana loyalitas kader terhadap partai politik dipertanyakan. Di tengah hiruk pikuk kampanye, banyak kader partai yang justru memilih mendukung pasangan calon (paslon) lain, bukan yang diusung partai mereka pada Jum’at, 27 September 2024.

Fenomena ini terlihat jelas di Pilkada Morotai, Maluku Utara, di mana sejumlah kader partai memutuskan untuk meninggalkan “kandang” mereka dan mendukung paslon yang dianggap lebih menarik.

Di Pilkada Morotai, PKB mengusung paslon Syam Jadi, namun Zulkifli Samania (Ipi), mantan Caleg PKB, justru memilih mendukung paslon Rusli Rio. Fadli Djaguna, Ketua DPD PAN Morotai, yang seharusnya mendukung paslon Deny Qubais, juga memilih untuk beralih dukungan ke Rusli Rio.

Tak hanya itu, Mc Bil Abdul Aziz SH, Ketua DPD Perindo Morotai, yang partainya mengusung Deny Qubais, justru menunjukkan sikap politiknya dengan mendukung paslon Syam Jadi.

Fenomena ini semakin menarik dengan keputusan Feri Lewasiawal, mantan anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, yang memilih mendukung paslon Rusli Sibua Rio Cristian Pawane. Feri bahkan rela meninggalkan partainya, PDI-P, dan tidak mempedulikan konsekuensi sanksi dari partai.

Perbedaan pilihan politik memang menjadi hak setiap warga negara, namun fenomena ini menimbulkan pertanyaan: apakah loyalitas dan cinta terhadap partai lebih kuat, atau justru ketertarikan terhadap figur paslon yang lebih dominan?

Pilkada Morotai 2024 menjadi bukti bahwa dalam kontestasi politik, loyalitas partai bisa tergantikan oleh simpati dan ketertarikan terhadap figur paslon. (TS)

IMG-20250329-WA0009
IMG-20250329-WA0010
previous arrow
next arrow
IMG_20250329_223554
IMG-20250330-WA0013

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *