Mahasiswa Merdeka III UNKHAIR Berdialog dengan Panitia FKNT Tidore 

TIDORE-TeropongMalut.com, Panitia Festival Kampung Nelayan Tomalou (FKNT) dengan antusias menyambut kunjungan Mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 3 (PMM) dari Kampus UNKHAIR Ternate. 

Kegiatan itu merupakan bagian dari Modul Nusantara yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai masyarakat nelayan dan budaya lokal. Bertempat di lokasi Kuliner FKNT, tepatnya di pelantaran Masjid Agung Nurul Bahar, Kelurahan Tomalou Kota Tidore Kepulauan, pertemuan berlangsung pada Sabtu, 16/09/2023.

Kunjungan para mahasiswa PMM 3 ini bertepatan dengan hari terakhir dari Festival Kampung Nelayan Tomalou. Mereka berdialog dengan Panitia FKNT dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan dan memperkaya pengalaman terkait keberagaman budaya setempat. 

Selain itu, mereka juga ingin merenungkan nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan. 

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka memungkinkan mahasiswa untuk menghabiskan satu semester di klaster pulau lain sebagai bentuk pertukaran ilmu dan budaya.

Ketua Pengarah FKNT, Abdullah Dahlan, menekankan pentingnya upaya para pemuda dalam memperjuangkan hak-hak nelayan. 

Salah satu wujudnya adalah melalui Festival Kampung Nelayan Tomalou, di mana kehadiran petinggi pusat dan daerah diharapkan dapat mengakomodasi aspirasi nelayan.

Sekretaris FKNT, Abd Ghani Adnan, menambahkan bahwa tujuan dari festival ini adalah untuk menghidupkan semangat dan identitas nelayan, sambil menciptakan sejarah baru dengan memelihara keindahan pantai dan kebersihan lingkungan. 

Masyarakat Tomalou mempraktikkan “rasa malu” dengan tidak membuang sampah ke laut, yang berbuah penghargaan sebagai kampung terbersih tingkat Nasional pada tahun 2021.

Harun Albanjar, Ketua Seminar Marga, memaparkan sejarah kampung dan perspektif marga yang telah mengakar di Tomalou selama 500 tahun.

usai kegiatan tersebut, Wahyul Fatah salah seorang mahasiswa PMM kepada awak media mengatakan, “Kunjungan kami ke Kampung Tomalou bertujuan mempelajari sejarahnya sebagai salah satu kampung nelayan tradisional di Indonesia, yang masih mempertahankan metode tradisional dalam menangkap ikan. Tomalou juga dikenal sebagai salah satu penghasil ikan terbanyak di Indonesia.”

Lebih lanjut, ia berharap masyarakat Tomalou terus menjaga budaya dan tradisi leluhurnya. Ia berpendapat bahwa Festival ini memiliki potensi untuk menjadi event Nasional, dan pemerintah pusat seharusnya memperhatikannya sebagai inisiatif yang dapat membawa perubahan positif dalam sektor wisata bahari dan pengembangan UMKM.

Mahyul Fattah, mahasiswa PMM, menambahkan bahwa penting bagi panitia untuk memperkenalkan budaya dari daerah lain agar masyarakat Tomalou dapat saling mengenal dan mengapresiasi keanekaragaman budaya. (Tim/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *