May Day Tanpa Gema! Buruh IWIP Baru Bersuarakan Derita Setelah Momen Terlewat, Publik Bingung: Sudah Sejahtera Semua?

TEROPONGMALUT.COM – Saat dunia memperingati Hari Buruh Internasional dengan gelombang aksi dan pekikan aspirasi, pemandangan di kawasan industri PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Lelilef Kecamatan Weda Tengah justru sunyi senyap.

Tak ada satu pun aksi besar yang mencerminkan perlawanan atau seruan keadilan dari puluhan ribu buruh yang bekerja mati-matian di jantung industri nikel terbesar itu. Publik pun bertanya: Ada apa? Apakah para buruh sudah hidup layak semua?

Ironisnya, baru sepekan setelah May Day berlalu, segelintir buruh dari Pimpinan Unit Kerja Serikat Buruh Garda Nusantara (PUK SBGN PT. IWIP) muncul di depan DPRD Halmahera Tengah, Kamis (8/5/2025), dengan segudang tuntutan yang semestinya sudah bergema pada 1 Mei,” ujar beberapa karyawan yang kesal sikap PUK SBGN yang mengabaikan Hari Buruh dan memanfaatkan Hari Mau menggelar aksi di DPRD Halteng.

Hanya sekitar 15 menit orasi di halaman DPRD, massa aksi diterima masuk ruang rapat utama untuk hearing. Di situ, 21 tuntutan meledak ke meja para wakil rakyat—mulai dari penolakan regulasi absurd, bobroknya sistem absensi Fiscan, ketertutupan aplikasi Smart Salary, hingga hak dasar seperti cuti haid dan libur tahunan yang diabaikan.

“Hidup layak dan kerja aman bukanlah mimpi, itu hak! Tapi yang kami dapat hanya tekanan dan ketidakpastian,” tegas perwakilan buruh dalam forum. Kalimat itu menyayat logika: bagaimana mungkin di tengah investasi triliunan, buruh masih berkutat pada masalah gaji transparan dan cuti yang tak kunjung jelas?

Wakil Ketua DPRD Munadi Kilkoda menjanjikan respons serius. Namun publik pesimis, sebab janji-janji dewan sudah terlalu sering jadi dekorasi rapat—indah di kata, hampa di aksi.

Ketua Komisi II Lukman Esa mencoba menenangkan dengan janji pemetaan masalah. Sementara Wakil Ketua Komisi I Putra Arimawa bicara soal dialog dan suasana kondusif. Semua terdengar baik, tapi tak ada jaminan bahwa manajemen IWIP akan menggubris.

Setelah dari DPRD, massa kembali bergerak ke kantor Disnakertrans. Lagi-lagi, suara mereka menggema tanpa kepastian. Mereka minta negara jangan absen. Tapi benarkah negara sedang hadir?

Pertanyaan publik masih menggantung: Jika begitu banyak masalah, kenapa diam di Hari Buruh? Apakah aksi hari ini hanyalah pelampiasan atau upaya penyelamatan wajah serikat buruh yang mulai kehilangan taji? (Red/Odhe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *