Pemda Halteng Dorong Ekonomi Lewat Batik Khas “Fagogoru”

HALTENG, Teropongmalut.com –  Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, serius menggenjot ekonomi daerah melalui pelestarian budaya lokal. Buktinya, melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menggelar lomba desain batik khas daerah dengan tema “Menambah Kasana Budaya Batik Daerah Bumi Fagogoru”.  Lomba ini diharapkan mampu mengangkat nilai budaya dan daya saing daerah, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Lomba yang berlangsung Sabtu (27/7/2024) di aula Haji Salahuddin Bin Talabuddin, kantor Bupati Halmahera Tengah, di Bukit Loiteglas desa Loiteglas Kecamatan Weda menampilkan beragam desain batik dari peserta yang terinspirasi dari motif khas daerah. Proses penilaian berlangsung ketat, dimulai dari tahap pendaftaran pada 1 Juni hingga 20 Juli 2024, dilanjutkan dengan penilaian 10 besar pada 20-23 Juni, dan puncaknya pada 24-30 Juli 2024 untuk menentukan juara pertama.

Penjabat Bupati Halmahera Tengah, Ikram Malan Sangaji, dalam sambutannya saat membuka acara penjurian final, menekankan bahwa lomba ini merupakan upaya nyata untuk mengangkat dan menunjukkan karakteristik budaya Fagogoru. “Kami ingin memvisualisasikan karakteristik Fagogoru dan menampilkannya dalam motif batik tertentu,” ujarnya.

Ia menambahkan, budaya Fagogoru yang selama ini hanya terlihat dari karakter sosial masyarakat, kini akan diwujudkan dalam bentuk visual melalui desain batik. “Dengan motif batik, kita akan menunjukkan karakter budaya Fagogoru, karakter sosial manusia Halmahera Tengah,” tegasnya.

Pemerintah Daerah berkomitmen untuk mendukung pengembangan batik khas daerah ini secara berkelanjutan. “Kami akan menyiapkan penganggaran untuk mendukung program ini. Hal ini sejalan dengan regulasi dari Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) terkait dengan pakaian dinas harian dan dinas batik,” ungkapnya.

Harapannya, batik khas daerah ini akan menjadi pakaian resmi yang digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Halmahera Tengah, mulai dari ASN, satker pusat, perusahaan tambang, UMKM, hingga siswa dari tingkat PAUD hingga SMA/SMK.  “Desainnya bisa berbeda, namun motifnya tetap sama. Dengan demikian, batik khas daerah ini diharapkan dapat menjadi ikon budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Halmahera Tengah,” jelasnya. (Odhe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *