HALTENG, TM.com – Pemuda Desa Lelilef Sawai, Halmahera Tengah, mengeluarkan ancaman tegas untuk memboikot seluruh aktivitas PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP). Melalui surat terbuka yang dipublikasikan di grup media sosial IWIP BERSATU, mereka menuntut pemecatan General Manager HRD dan Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT Weda Bay Nikel (WBN) serta penghentian praktik politik praktis di dalam perusahaan.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Ketua Pemuda Lelilef Sawai, Simon Eljunai Burnama, mereka menyatakan kekecewaan mendalam atas dugaan keterlibatan manajemen perusahaan dalam mendukung pasangan calon tertentu pada pemilihan umum. Pemuda Lelilef menuding sejumlah petinggi perusahaan, termasuk General Manager HRD, Ketua SPSI, hingga pelatih PBB dan operator alat berat, telah menggunakan pengaruhnya untuk mengarahkan karyawan mendukung pasangan calon “Elang-Rahim.”
“Kami tidak akan diam melihat karyawan dijadikan alat politik untuk kepentingan segelintir orang,” tegas Simon dalam surat tersebut. “Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, kami akan menutup akses utama aktivitas PT IWIP, termasuk jalur holling di Kilometer 10 dan jalur utama Lelilef.”
Pemuda Lelilef Sawai juga menuding bahwa hasil investigasi internal mereka menunjukkan bukti kuat keterlibatan sejumlah pihak dalam praktik politik praktis. Menurut mereka, tindakan tersebut melanggar prinsip netralitas yang seharusnya dijunjung oleh perusahaan.
Ancaman boikot ini bukan hanya simbolik, tetapi direncanakan berlangsung tanpa batas waktu hingga tuntutan mereka dipenuhi. Protes ini menjadi puncak dari akumulasi kekecewaan masyarakat lingkar tambang terhadap perusahaan, yang selama ini kerap diterpa kontroversi terkait dampak sosial dan lingkungan.
“Kami ingin PT IWIP beroperasi profesional dan bertanggung jawab. Jika perusahaan ini terus mengabaikan suara masyarakat, kami tidak segan untuk mengambil langkah tegas,” ujar Simon.
Surat terbuka ini memunculkan tekanan baru bagi PT IWIP, yang kini harus menjawab tuntutan keras masyarakat lokal. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari manajemen perusahaan terkait ancaman pemboikotan ini. (Odhe)