TEROPONGMALUT.COM – Gelombang desakan keras dari buruh dan masyarakat lingkar tambang kembali menggema terhadap manajemen PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) dan afiliasinya PT. Huafei Nickel Cobalt. Seruan tegas dilayangkan untuk segera mengevaluasi total manajemen perekrutan dan sistem keselamatan kerja (safety) yang dinilai amburadul dan diskriminatif.
Buruh mendesak PT.IWIP agar memprioritaskan tenaga kerja dari desa lingkar tambang Ring 1, 2, dan 3. “Hentikan rekrutmen orang luar, prioritaskan anak daerah yang punya kapasitas!” tegas salah satu perwakilan buruh. Lebih jauh, mereka menuntut agar jabatan manajerial strategis diisi oleh putra-putri Maluku Utara dan bukan lagi diimpor dari luar daerah.
Desakan keras juga diarahkan pada pelanggaran usia kerja. Buruh menuntut agar staf yang sudah melewati usia pensiun—sesuai PP No. 45 Tahun 2025 (batas maksimal usia 59 tahun)—segera dicopot. “Ini bukan pabrik kekuasaan abadi!” ujar tokoh masyarakat dengan nada keras.
Selain itu, PT.IWIP diminta segera menyediakan fasilitas water truck guna meredam debu demi kesehatan buruh dan warga sekitar. Penolakan juga disuarakan terhadap kebijakan penggunaan unit Shacman Truck sebagai manhaul karyawan hauling yang dianggap membahayakan.
Sektor kesehatan pun menjadi sorotan. Buruh menuntut agar fasilitas BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan difungsikan maksimal di Klinik PT.IWIP, tak hanya untuk karyawan tetap, tetapi juga bagi buruh kontraktor. “Buruh kontraktor juga manusia, jangan dipersulit!” pekik salah satu demonstran.
Kemarahan kian memuncak saat perempuan lokal sulit masuk kerja jika tidak punya koneksi. PT.IWIP diminta terbuka dan adil dalam perekrutan buruh perempuan.
Nama Rosalina Sangaji pun disorot tajam. Buruh menuntut pencopotannya jika tak mampu menyelesaikan persoalan buruh Maluku dan Maluku Utara. “Jika tak mampu, mundur,” tegas Simon Burnama dari perwakilan Aliansi Sawai Peduli Buruh.
Sementara itu, PT.Huafei dianggap sebagai entitas misterius yang terus menyembunyikan manajemennya dan membiarkan nasib buruh mereka terabaikan. Buruh menuntut transparansi total dan memboikot Huafei jika tidak berubah. Mereka juga menolak sistem penggajian tanggal 15 dan menuntut agar pembayaran buruh Huafei disamakan dengan PT.IWIP pada tanggal 5.
“Tak ada alasan! Tidak boleh ada standar ganda! Keadilan harus ditegakkan, dan buruh tak bisa terus-menerus jadi korban!” seru para buruh dalam unjuk rasa yang berlangsung dengan tensi tinggi. (Red/Odhe)