Sosok Kepala BPOM RI Taruna Ikrar Menjadi Top 1% Ilmuwan Paling Berpengaruh Berdasarkan Sinta Kemendikbud Ristek

Jakarta-Teropong Malut. Taruna Ikrar resmi dilantik Presiden Joko Widodo menjadi kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM). Pelantikan ini dilakukan di Istana Negara, Senin 19 agustus 2024, Taruna Ikrar lahir di Makassar, 15 April 1969 salah satu ilmuwan Predikat Top 1% yang berpengaruh didapatkan dari jumlah 6.000 ilmuwan bergelar profesor, 45.000 ilmuwan bergelar Doktor, serta 250.600 dosen yang terdaftar di Sinta Kemendikbud. Minggu, (29/09/24).

Parameter yang digunakan adalah jumlah sitasi, jumlah karya ilmiah yang terindeks di SCOPUS dan Google Scholar, H-Index, dan jumlah karya berdasarkan Q1, Q2, Q3, Q4. Termasuk dengan 5 judul karya Taruna terpublikasi di Nature (Nature Journal merupakan Journal Ilmiah yang tertinggi Sitasinya dan paling tinggi reputasinya di Dunia)

Berdasarkan kalkulasi tersebut, salah satu profesor dan dokter ternama di Indonesia, yakni Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, PhD masuk pada ilmuwan Top 1% tersebut dan menempati peringkat rangking #1.

Sinta itu sendiri adalah indeks Sains dan Teknologi milik Kemendikbud Ristek Dikti yang memberikan akses pada sitasi pada keahlian-keahlian di Indonesia. Akses ini berbasis web yang dapat diakses dengan cepat, mudah, dan komprehensif untuk mengukur kinerja peneliti, institusi, dan jurnal di Indonesia.

Berdasarkan laman resmi Sinta Kemendikbud, Taruna menduduki peringkat pertama pada afiliasi dan merupakan peringkat 1 pada ranking 3 tahun afiliasi. Peringkat ini ditentukan oleh publikasi yang terindeks Scopus beserta sitasi Scopus dan Google Scholar.
Tercatat bahwa Taruna telah secara rutin melakukan penelitian yang dipublikasi dan terindeks Scopus sejak tahun 2006. Sedangkan sitasi Google Scholar tercatat sejak tahun 2007 yang mana sitasi paling tinggi berada pada tahun 2021 dengan total 187 sitasi.

Namun, secara keseluruham, penelitian dan jurnal yang telah dilakukan Taruna dan yang telah terindeks telah disitasi sebanyak 1.262 kali melalui Scopus dan 1.740 kali melalui Google Scholar. Sedangkan H-Index Taruna yang tertera pada laman Sinta Kemendikbud menunjukkan angka 17 dari Scopus dan 23 dari Google Scholar. H-Index itu sendiri merupakan indeks yang mengukur produktivitas dan dampak dari karya atau hasil penelitian seorang ilmuwan.

Tidak banyak ilmuwan Indonesia yang bisa mencapai prestasi tersebut. Capaian tersebut wajib diapresiasi oleh Bangsa Indonesia untuk menjadi rujukan dan Motivasi bagi para kaum terdidik dan peneliti di Negeri ini.
(Wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *