HALTENG, TM.com – Seruan “merdeka” menggema di lapangan, namun nada amarah dan keputusasaan lebih terasa. Malam tadi, dalam pidato di Sagea, Elang yang dulu dikenal sebagai pemimpin rakyat, kini menuding mantan timnya dengan “tangan besi” dan dalil politik.
“Astagaa… seruanmu itu basi!” teriak Iksan Chanox melalui postingan Facebooknya mengingat masa kelam ketika mereka dipenjara berulang kali atas nama politik. “Kami bukan Ikram Malan Sangadji, kami rakyatmu sendiri!,” teriak mereka, menentang penggunaan “kaki dan tangan” rakyat untuk kepentingan politik.
“Cukup sudah!,” tegas Chanox, menolak untuk kembali menjadi korban politik. “Heeiiii… cukup dengan tangan kami menusuk kertas itu, jangan engkau jadikan tangan kami berkepal menghantam wajah kami sendiri!”
“Era kali ini cukup sudah!,” teriaknya lantang, “Rakyat Halteng yang sudah merdeka! Merdekaaaaaaa!”
Seruan “merdeka” yang menggema di lapangan bukan lagi simbol kebebasan, melainkan jeritan keputusasaan dan kekecewaan rakyat yang terluka dan menuntut keadilan. (Odhe)