Fajar Reformasi di Timur Negeri, Kisah Pembuka Wakil Gubernur Malut dan Bupati Morotai

Maluku Utara, TeropongMalut – Matahari pagi belum sepenuhnya menyibak kabut di Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate, ketika langkah mantap Hi. Sarbin Sehe, Wakil Gubernur Maluku Utara yang baru dilantik, mulai menginjakkan kaki di halaman Kantor Gubernur. Udara pagi yang lembap seolah membawa janji baru: hari ini adalah awal dari sebuah babak penting. Setelah lima hari sejak pengukuhannya oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara (20/2), pria yang pernah memimpin Kanwil Sulut dan Malut ini tak mau berlama-lama berpangku tangan. “Birokrasi harus bergerak lebih gesit,” gumamnya, matanya menyapu deretan pegawai yang mulai berdatangan, wajah-wajah penuh kehati-hatian bercampur harap. Minggu (23/02/24)

Di lantai dua, seratus lebih Aparatur Sipil Negara (ASN) telah berbaris rapi di lapangan apel. Semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diwajibkan hadir — tak ada toleransi untuk absen. Sarbin, dengan seragam khas korpri yang rapi, mengambil alih komando apel pagi ini. Gubernur Sherly Tjoanda, yang masih menjalani retret orientasi di Akademi Militer Magelang, secara tak langsung menyerahkan tongkat estafet kepadanya. “Ini bukan sekadar rutinitas,” ujarnya dalam sambutan singkat bernada tegas, “tapi awal dari penataan ulang budaya kerja. Pelayanan publik harus menjadi nadi, bukan beban!

Seribu kilometer ke utara, di Pulau Morotai yang dikelilingi laut biru, Wakil Bupati Rio Cristian Pawane serupa mengawali hari dengan gelora serupa. Di halaman Kantor Bupati Morotai, ia berdiri tegak di depan puluhan ASN, suaranya membahana: “Kita bukan hanya pelaksana tugas, tapi ujung tombak perubahan!” Ritual apel perdana ini, baginya, adalah simbol komitmen: birokrasi harus menyatu dengan denyut nadi rakyat.

Malam sebelum apel, seorang jurnalis Teropong Malut Com mencoba mengorek visi Sarbin lewat pesan WhatsApp. Layar ponselnya hanya menampilkan balasan singkat: Hanya emoji jempol — mungkin sebuah sikap, atau mungkin strategi. Mantan Kanwil yang dikenal low-profile ini sepertinya lebih memilih tindakan ketimbang retorika. Toh, pagi ini, langkah pertamanya di kantor telah menjawab segal

Kedua pemimpin ini, Sarbin di Ternate dan Rio di Morotai, bagai dua pelari yang mulai menarik garis start reformasi birokrasi. Tantangan mereka berat: dari sistem yang kerap dicap lamban hingga mental ASN yang perlu dibangkitkan. Tapi pagi ini, setidaknya, seruan “Siap!” dari barisan ASN yang menggema di kedua wilayah itu menjadi penanda: fajar perubahan mungkin telah tiba.

Jurnalis: Taufik Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *