Tidore TM.com – Menyakiti hati orang lain adalah sesuatu yang mudah kita lakukan, maka janganlah kita asal berbicara atau melakukan sesuatu tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu. hubungan antar sesama muslim adalah bersaudara. Mereka satu sama lain wajib untuk mendukung dan memberikan bantuan. Tentu saja hal ini berbeda dengan orang-orang kafir yang menginginkan islam terpuruk dan jatuh, tentu tidak akan menjadi status bersaudara. Ungkapan, H. Umar Ismail, SH. Kamis (04/04).
Menurut, H. Umar Ismail, SH. kepada teropongmalut.com di kediamannya kelurahan mareku, “Saya prihatin atas penyampaian orasi politik dari Ketua Dewan Perwakilan (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Provinsi Maluku Utara Muhammad Sinen, pada saat kampanye Legislatif 2019 di kelurahan Tomalou, sabtu, tanggal 30 Maret 2019, yang sudah beberapa hari lalu, pasti menuai kecaman keras dari masyarakat Tomalou, karna semua penyampaian yang di orasikan itu sangat tidak mendidik dan berbudaya, serta bukan kampanye yang baik bermartabat.
Dari pemberitaan yang telah beredar kami kutip (newsmalutpos), Muhammad Sinen yang juga menjabat sebagai Wakil Walikota Tidore Kepulauan, di anggap tidak menghargai dan menghormati jerih payah masyahrakat kelurahan Tomalou dalam pembangunan daerah, sehingga ungkapan Muhammad Sinen sangat menyakiti perasaan serta harga diri masyahrakat kelurahan tomalou.
Ungkapan kekecewaan juga di sampaikan M. Said Hamid. Salah satu warga Tomalou, “Mestinya, yang kampanye itu calon legislatif tapi yang kampanye waktu itu adalah Muhammad Sinen sebagai Wakil Wali Kota sekaligus Ketua DPD PDIP. Materi kampanye juga tidak subtansial karena diluar materi kampanye dan justru menyinggug perasaan masyarakat Tomalou yang berkaitan dengan Excavator,” .
M Said Hamid yang juga selaku ketua pengadaan alat Excavator itu menyebutkan, dalam orasi politik tersebut, Muhammad Sinen mengatakan Excavator milik masyarakat Tomalou itu tidak akan digunakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tidore Kepulauan, terkesan merendahkan atau melecehkan jerih payah warga masyarakat Tomalou yang membeli alat berat berupa Excavator.
Ia mengutarkan, Muhammad Sinen mesti mengetahui bahwa Excavator yang di datangkan oleh masyarakat Tomalou itu akibat dari diskriminasi yang dirasakan masyarakat.
“Masyarakat merasakan adanya ketika adilan dari Pemerintah Kota Tikep, sehingga masyarakat menghadirkan sendiri Excavator demi membangun kampung Tomalou secara mandiri dan tidak bergantung kepada Pemkot,” jelasnya.
“Alat berat tersebut di beli dengan uang hasil swadaya masyarakat Tomalou sendiri tanpa mendapat bantuan dari Pemkot Tidore sepersenpun, karena memang selama ini masyarakat kelurahan Tomalou merasa diperlakukan secara tidak adil oleh Pemkot Tidore Kepulauan,” ungkapnya. (Oni/Red)