Lembaga Pendidikan Dibalik Sistem

Halteng Teropongmalut.com – Eksploitasi lembaga pendidikan dinilai dijadikan lahan bisnis setelah orde baru berada pada situasi akhir orde baru (reformasi) tahun 1998. Lembaga pendidikan berganti arah, berlahan-lahan mencari dan memperlihatkan keasliannya dengan menciptakan pohon-pohon bisnis sekaligus menciptakan baris panjang pengangguran. Hingga kini betapa hebatnya dan sungguh mengherankan makna pendidikan tidak lagi searah dengan teori pendidikan yang seharusnya membuat setiap insan sadar dan insaf tentang hal yang benar dan yang salah. Justru makna pendidikan itu dikuliti hingga menjadi pendadakan, menjadi pendodokan, dan menjadi pendedekan dan menjadi pendudukan,” beber salah satu ASN Minggu, (30/12/2018) yang meminta agar identitasnya tak dipublikasi ini. ASN ini juga menambahkan bahwa menjadi pendadakan manakalah hanya untuk menjadi PNS sehingga terjadi penjualan ijazah Sarjana di sebagian Nusantara ini. Menjadi pendadakan dikala keputusan – keputusan untuk kemaslahatan peserta didik di tiadakan oleh oknum-oknum tertentu. Sementara menjadi pendodokan manakalah legalitasnya suatu sistem pendidikan menjadi seorang kemunafikan dan keanehannya justru muncul dari kaum berijazah Sarjana, Output lembaga pendidikan itu sendiri,” tandasnya. Jadi ringkasnya pendidikan menciptakan kehancuran pada kakinya sendiri sehingga jalannya pun pincang ketika berada dalam sistem sebuah kelembagaan. Ironisnya kita semua tahu, tapi sengaja malas tahu. Dan tahu-tahunya ada dipasar. Bisa laku kalau dijual murah,” ujarnya. Dengan pendidikan bernuansa kompetensi ternyata realitas kompetensinya diatas kertas. Nilainya wow luar biasa A ples tapi dilapangan menjadi A plus (orang malut bilang) kalau tidak plus mana bisa,” imbuhnya. Kata orang-orang (PNNS) pake plus. Proyek pake plus bahkan (rok celana) dan ROK (Rayuan Orang Kantor) pun pake plus, celana cepat laris tidak ditanya kalau urusan pake plus,” ucapnya. (Sad)