Penulis : Odhe
Editor : Redaksi
HALTENG, Teropongmalut.com – Belakangan ini berbagai macam perkara dan kasus yang menimpa wilayah lingkar tambang dan wilayah industri ini. Berbagai informasi yang diperoleh media bahwa kasus pidana terjadi karena labilnya mentalitas generasi muda dan anak bangsa yang menduduki wilayah ini.
Pergaulan bebas yang terjadi dikalangan remaja diduga berasal labilnya mentalitas yang tak terkontrol. Seringkali kita mendengar ungkapan para remaja adalah abu-abu, labil, emosional dan ekspresif sehingga remaja didefinisikan merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Selain itu, manusia merupakan mahluk sosial yang berarti dalam kesehariannya memerlukan orang lain dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan. Pergaulan juga merupakan salah satu HAM yang perlu dibebaskan. Namun pergaulan harus berpedoman pada norma-norma agama untuk mengontrol emosi hati dan perasaan guna menghindari kita dari perilaku negatif yang melanggar norma dan agama.
Lebih mengenaskan lagi para generasi atau remaja kita sudah mendapat informasi yang salah dari media, cenderung melakukan seksual dan permainan game yang intinya melemahkan semangat dan iman agar mereka jauh dari keyakinan mereka. Karena pergaulan bebas inilah sehingga meningkatkan prilaku tindak pidana di wilayah ini.
Belakangan ini wilayah industri berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan, apa yang dikhawatirkan? Tidak dapat dipungkiri bilamana gaya hidup pribadi masyarakat cenderung mencari kebahagiaan sebanyak mungkin sehingga sering memicu perilaku bebas dan menganggap benar oleh generasi muda khususnya dikalangan remaja.
Melihat, kondisi wilayah ini sudah sangat memprihatinkan, para remaja sudah mengenal bebas seksual dan konsumsi minuman keras. Mereka pikir melakukan hal itu semata-mata untuk menyenangkan diri dan tidak ingin dinilai rendah karena rasa gengsi yang berlebih. Mestinya para remaja harus berhati-hati dengan mereka yang memiliki gengsi tersebut.
Akhirnya terjadi kegagalan remaja dalam menyerap norma karena majunya perkembangan zaman, globalisasi. Lagi-lagi globalisasi mempengaruhi pola pikir remaja, hanya karena ingin terlihat medernisasi atau bergaya agar tak disebut ketinggalan zaman. Sehingga banyak diantara remaja kita yang mengikuti beberapa budaya barat yang mereka tak sadarkan diantaranya, lubang telinga, lubang hidung, laki-laki seolah menjadi perempuan dan berpestapora melalui musik dan miras.
Hal ini membuat rasa penasaran dan pemahaman yang labil sehingga berbagai macam peristiwa terjadi di wilayah ini karena hubungan perilaku yang bebas dan tak bermoral, bahkan menghilangkan nyawa pun para remaja ini lakukan seperti aborsi.
Pada kesempatan ini diharapkan penulis kepada semua pihak, suku, ras dan agama mumpung kita semua adalah warga bernegara “INDONESIA” mari agar duduk bersama guna mencari solusi untuk menyelesaikan masalah pergaulan bebas tersebut yang akhir-akhir ini mengkhawatirkan kita semua.