Reporter : Odhe
Editor : Redaksi
HALTENG, Teropongmalut.com – Program PISEW yang merupakan salah satu kegiatan pembangunan berbasis masyarakat dilingkungan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR. Kegiatan yang mengusung konsep pembangunan infrastruktur yang mendukung pengembangan aktivitas sosial dan perekonomian lokal antar kawasan di permukiman perdesaan ini dikabarkan di boikot oleh masyarakat dan pemerintah desa Yeosowo Kecamatan Patani Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara.
Pemalangan pekerjaan jalan rabat beton desa Yeisowo Kecamatan Patani ini terjadi karena ada dugaan ketidak transparan anggaran dari pendamping saudara Sahril Kader terhadap pengelola KKAD atau disebut dengan Kelompok Kerjasama Antar Desa setempat. Tak hanya itu, dana Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) yang dialokasikan pada DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Balai Prasarana Permukiman Wilayah. Dana tersebut diberikan kepada masyarakat melalui Kelompok Masyarakat yang dipersyaratkan sesuai petunjuk teknis dalam bentuk uang infrastruktur kawasan.
Sekaligus besaran bantuan kegiatan PISEW untuk setiap Kecamatan sebesar Rp. 500 juta dengan rincian penggunaan dana bantuan Minimal 75 persen untuk bahan/material dan peralatan kerja, maksimal 20 persen untuk upah tenaga kerja, dan maksimal 5 persen untuk operasional kegiatan.
Tujuan program PISEW adalah melakukan peningkatan kualitas dan/atau pembangunan infrastruktur baru berskala kawasan melalui pendekatan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan sosial ekonomi wilayah. PISEW adalah kepanjangan dari Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah,” jelas warga setempat kepada media Kamis, tanggal 8 Juni 2023 di desa Fidi Jaya Kecamatan Weda sore tadi.
Warga desa Yeisowo yang enggan identitasnya disebutkan ini menambahkan bahwa pelaksanaan pembangunan rabat beton di desa Yeisowo dikerjakan oleh masyarakat desa setempat tidak menggunakan kontraktor. Namun, diduga ketidak transparansi anggaran oleh pendamping Sahril Kader sehingga pelaksanaan pekerjaan sementara dihentikan oleh masyarakat dan pemerintah desa setempat,” beber warga ini.
Anggaran yang sudah dicairkan dan ada pada genggaman pendamping Sahril Kader ini sebesar Rp. 200 juta, dan baru dibelanjakan sebesar Rp. 60 juta dan sisanya Rp. 140 juta belum dibelanjakan oleh pendamping,” bisik warga desa Yeisowo ini.