Halut-TeropongMalut. Puluhan rumah yang berada di pesisir pantai Kecamatan Galela Induk, Desa Soasio, dan sekitarnya kini terancam akibat abrasi pantai yang semakin parah. Kondisi ini diperburuk dengan rusaknya suwering (penahan ombak) yang selama ini berfungsi melindungi wilayah pesisir dari terjangan ombak besar. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai kini merasa was-was, terutama dengan adanya gelombang besar yang tingginya mencapai 2 hingga 3 meter. Rabu 15/01/25
Warga mengeluhkan kondisi ini, terutama pada sore dan malam hari, saat ombak mencapai puncaknya. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan untuk menangani masalah tersebut, mengingat potensi ancaman yang bisa merusak rumah dan infrastruktur lainnya. Keinginan agar pemerintah bertindak cepat pun semakin mendesak.
Pemerintah Desa Soasio, melalui PJ Hairun Dangkelo, menyampaikan permintaan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Maluku Utara serta Kabupaten setempat agar segera melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap suwering yang rusak. “Kami berharap agar pemerintah segera menanggapi masalah ini, karena kerusakan suwering ini sudah mengancam keselamatan warga,” kata Hairun saat diwawancarai oleh media.
Menurut Hairun, pembangunan breakwater atau pemecah ombak di daerah pesisir, seperti yang telah dilakukan di pesisir pantai lain, memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah sebagai penghalang ombak yang meredam energi gelombang tinggi sebelum mencapai garis pantai. “Hal ini dapat mengurangi erosi, melindungi daratan, dan menjaga stabilitas garis pantai di Kecamatan Galela,” tambah Hairun.
Lebih lanjut, Hairun menjelaskan bahwa breakwater juga penting untuk melindungi infrastruktur, rumah penduduk, dan fasilitas lainnya dari dampak buruk ombak besar. Pembangunan breakwater diharapkan dapat menciptakan perairan yang lebih tenang dan mendukung aktivitas perikanan lokal, termasuk memberikan kemudahan bagi nelayan untuk bersandar dengan aman.
Pembangunan breakwater juga diyakini dapat membuka peluang pengembangan pariwisata bahari di daerah tersebut, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. “Kami sudah mengajukan proposal tertulis kepada Dinas PUPR Provinsi Malut agar segera membangun breakwater di sini,” ungkap Hairun.
Sebagai langkah awal, beberapa bulan lalu, Pemerintah Desa Soasio telah melakukan penimbunan sementara untuk memperbaiki suwering yang rusak. Meski demikian, upaya tersebut dinilai belum cukup efektif untuk menahan laju ombak yang semakin besar. Oleh karena itu, kebutuhan akan pembangunan breakwater yang permanen semakin mendesak.
Warga yang tinggal di daerah pesisir pantai, baik di Desa Soasio maupun desa-desa tetangga, berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Mereka khawatir jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, akan ada lebih banyak rumah yang rusak atau bahkan hilang diterjang ombak.
Dengan cuaca yang tidak dapat diprediksi, warga berharap agar masalah ini menjadi perhatian serius dari pemerintah setempat, provinsi, dan kabupaten. Tanpa adanya tindakan segera, mereka khawatir bencana yang lebih besar akan terjadi, mengancam keselamatan jiwa dan harta benda.
(Agis)