Transformasi Peran Widyaiswara: Kementerian PANRB dan LAN Perkuat Kolaborasi Dorong ASN Jadi Pembelajar Aktif

Jakarta, TeropongMalut — Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) bersama Lembaga Administrasi Negara (LAN) terus mendorong transformasi peran widyaiswara sebagai motor penggerak aparatur sipil negara (ASN) pembelajar. Komitmen ini ditegaskan dalam pertemuan antara Menteri PANRB Rini Widyantini, Kepala LAN Muhammad Taufiq, dan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI), yang berlangsung di Kantor Kementerian PANRB, Rabu (30/4).

Pertemuan tersebut menjadi tonggak penting untuk memperkuat sinergi antarinstansi dalam membangun ekosistem pembelajaran ASN yang kolaboratif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap dinamika zaman.

“Perubahan tidak bisa lagi mengandalkan pendekatan lama. ASN harus menjadi pembelajar aktif, dan widyaiswara hadir sebagai penggeraknya. Sudah saatnya kita bergeser dari paradigma pelatihan menuju pembelajaran yang bermakna,” ujar Menteri Rini.

Wakil Menteri PANRB Purwadi Arianto menambahkan bahwa penguatan peran widyaiswara harus dilakukan secara holistik, mulai dari aspek substansi hingga evaluasi metode pembelajaran, serta diimbangi dengan formasi yang adil dan pembinaan karier yang selaras antara pendekatan top-down dan bottom-up.

Transformasi ini juga sejalan dengan konsep pengembangan ASN berbasis Corporate University (Corpu), yang menekankan pembelajaran berbasis kebutuhan dan hasil. Sebagai bentuk dukungan kebijakan, Kementerian PANRB telah menerbitkan Permen PANRB No. 18 Tahun 2024 yang memperkuat kedudukan jabatan fungsional widyaiswara sebagai aktor strategis dalam pembangunan kapasitas ASN.

Kepala LAN Muhammad Taufiq menegaskan bahwa LAN telah mengambil langkah-langkah konkret untuk memperkuat peran widyaiswara, antara lain dengan pembaruan sistem seleksi, skema sertifikasi kompetensi, dan pengembangan profesional berkelanjutan melalui platform Community of Practice dan microlearning.

“Penguatan widyaiswara bukan sekadar soal formasi. Ini soal membentuk SDM yang mampu mentransformasi birokrasi dari dalam,” jelas Taufiq.

Kolaborasi dengan APWI juga dipandang krusial, tidak hanya dalam hal jejaring pembelajaran, tetapi juga dalam menjunjung etika profesi serta mendorong publikasi ilmiah di bidang aparatur sipil.

Menutup pertemuan, Menteri Rini menyampaikan harapan agar seluruh pihak dapat bergerak bersama membangun sistem pembinaan widyaiswara yang kuat. “Kita tidak hanya ingin mencetak ASN yang kompeten, tetapi juga adaptif dan inovatif. Di sinilah widyaiswara berperan sebagai katalis perubahan birokrasi,” tutupnya. (TS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *